LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOLOID dan SUSPENSI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
KOLOID dan SUSPENSI





Disusun Oleh :
1. Dinda Helma Saputry (46417797)
2. Najmi Farhah (47417004)
3. Shyntiya Ayu Lestari ( 47427028)
4. Warip (47417042)

Dosen Pengajar
Inti Mulyo Arti, SPT., MSc




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2018




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
    Dalam kehidupan sehari-hari banyak praktikan jumpai zat yang sukar digolongkan sebagai zat biasa, zat cair atau gas. Zat-zat ini dalam ilmu kimia dinamakan koloid. Contohnya antara lain susu, tinta, cat, sabun, kanji, minyak rambut bahkan udara berdebu termasuk sistem koloid.
Kimia koloid mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan dan penghidupan manusia. Proses di alam sekitar kebanyakan berhubungan dengan sistem koloid. Protoplasma dalam sel makhluk hidup merupakan suatu koloid, sehingga kimia koloid diperlukan untuk menerangkan reaksi-reaksi dalam sel. Tanah terdiri dari bahan-bahan koloid dan pemahaman tentang koloid sangat membantu dalam meningkatkan kesuburan lahan.
 Sistem koloid sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, hampir semua  bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang farmasi, kebanyakan produknya  juga berupa koloid, misalnya krim, salep adalah emulsi. Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk serangga, cat, hair spray dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Proses seperti memutihkan, menghilangkan bau, menyamak, mewarnai, pemurnian, melibatkan adsorpsi pada permukaan partikel koloid dan karena itu  pemahaman sifat-sifat koloid sangat penting. Jadi, terlihat betapa pentingnya koloid dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, perlu diadakan percobaan tentang kimia koloid yang akan dibahas pada laporan ini.
Percobaan kimia koloid dalam laporan ini meliputi koagulasi yaitu peristiwa pengendapan  partikel koloid; dispersi yaitu memecah butir-butir yang lebih besar menjadi butir-butir seukuran koloid; emulsi yaitu medium pendispersi dan medium terdispersi merupakan cairan yang tidak saling bercampur; koloid pelindung dengan cara menambahkan zat, seperti gelatin untuk mencegah pengendapan sehingga koloid dapat terbentuk; adsorpsi yaitu penyerapan suatu yang melekat pada permukaan.


1.2  Tujuan
1. Membuat suatu larutan dari berbagai bahan dengan pelarut air
2. Menguji efek tyndall pada larutan yang telah dibuat
3. Mengetahui sifat sifat larutan seperti kejernihan, kestabialn, jumlah fase dan bentuk  
    Campuran.



BAB II
      DASAR TEORI
2.1 Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih dimana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdipersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm, ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel 
Koloid adalah salah satu jenis campuran homogen yang memiliki sifat-sifat berbeda dengan larutan yang selama ini Anda ketahui. Perbedaan sifat ini disebabkan oleh ukuran partikel zat terlarut yang lebih besar dibandingkan dengan larutan. Koloid memiliki aplikasi luas mencakup banyak material yang ada di alam maupun yang dikembangkan di industri, seperti kosmetik, obat-obatan, pengolahan air minum, sampai material bangunan. Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya antara larutan dan suspensi.                            

Berdasarkan ukuran zat yang didispersikan, maka sistem dispersi dibedakan menjadi tiga   kelompok sebagai berikut
Larutan, Koloid dan Suspensi
1.     Dispersi kasar (suspensi), bila partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran lebih         besar dari 100 milimikron (100 nm). 
2.     Dispersi halus (koloid), bila partikel-partikel zat yang terdispersi berukuran 1 sampai 100 milimikron.
 3.    Dispersi molekuler (larutan sejati), bila partikel-partikel zat yang terdispersi lebih kecil dari 1 nm.
Berikut ini adalah perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi:
No
Larutan sejati
Koloid
Suspensi Kasar
1.
Homogen, tidak dapat di bedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra.
 Secara mikroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra.
Heterogen
2.
 Semua partikelnya berdimensi > 1 nm
 Partikelnya berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm.
Partikelnya berdimensi > 100 nm
3.
Satu fase
Dua fase
Dua fase
4.
Stabil
Stabil
Tidak stabil
5.
Tidak dapat disaring
Tidak dapat disaring kecuali dengan saringan ultra.
Dapat disaring
6.
Penampilan jernih
Keruh- jenuh
Keruh
7.
Contoh : larutan gula, atau larutan garam
Contohnya : susu, santan, tepung dalam air
Contohnya : air kopi atau air keruh.
Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi

2.1.1 Sifat-sifat Koloid 
Sistem koloid mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Berikut penjelasan sifat-sifat koloid (Retnowati, 2008:142):
a.      Efek Tyndall 
Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid.  Bila seberkas sinar dilewatkan pada supspensi (dispersi pasir dalam air),  koloid (air teh), dan larutan (gula dalam air), dan dilihat tegak lurus dari arah datangnya cahaya maka lintasan cahaya akan terlihat jejaknya pada suspensi dan koloid, sedangkan larutan tidak akan tampak sama sekali. Terlihatnya lintasan cahaya ini disebabkan cahaya yang dihamburkan oleh partikel-partikelnya dimana pada saat itu melewati suspensi atau koloid, sedangkan pada larutan tidak. Partikel koloid dan suspensinya cukup besar untuk dapat menghamburkan sinar, sedangkan partikel-partikel larutan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat menghamburkan cahaya


b. Gerak Brown 
Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat ultramikroskop, maka akan tampak partikel koloid sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak acak. Hal ini dikarenakan molekul-molekul medium dispersi yang lebih kecil bergerak dengan kecepatan yang relatif tinggi, mengakibatkan tumbukan dengan partikel yang lebih besar (berukuran koloid) dengan tidak henti-hentinya dari semua sisi pada saat yang sama. Maka, terjadilah gerak zig-zag secara acak, yang dikenal sebagai gerak Brown.


c. Elektroforesis 
Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka partikel-partikel koloid bergerak menuju elektrode positif atau elektrode negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerak partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.

d. Adsorpsi 
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan partikel koloid. Adsorpsi dapat terjadi karena adanya kemampuan pada partikel koloid untuk menarik (ditempeli) oleh partikel-partikel kecil. Kemampuan menarik tersebut, dapat terjadi karena disebabkanya adanya tegangan permukaan koloid yang cukup tinggi, sehingga bila ada partikel yang menempel akan cenderung dipertahankan pada permukaannya. Bila partikel-partikel koloid mengadsorbsi ion yang bermuatan positif pada permukaannya maka koloid kana menjadi bermuatan positif, dan sebaliknya bila yang diadsorbsi ion negatif akan menjadi bermuatan negatif.  Selain dari ion, partikel-partikel koloid dapat menyerap muatan dari listrik statis, misalnya debu dapat menyerap muatan negatif atau positif dari adanya elektron yang berak di udara atau dari arus listrik. Dari adanya peristiwa adsorpsi partikel koloid yang bermuatan listrik, maka jika koloid tersebut diletakkan dalam medan listrik partikelnya akan bergerak menuju kutub yang bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan koloid

2.1.2 Jenis-jenis Koloid 
Pada sistem koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat    padat, zat cair, atau gas. Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid dikelompokkan menjadi (Retnowati, 2008:141):
1.Sol. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa cairan. Contohnya: sol emas, tinta, dan cat. 
2. Sol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan fasa pendispersinya padatan. Contohnya: gelas berwarna, dan intan hitam. 
3. Emulsi. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya cairan. Contohnya: susu, santan, dan minyak ikan. 
4. Emulsi padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdisfersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa padatan. Contohnya: jelly, mutiara, dan keju. 
5. Aerosol padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa padatan dan fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: asap dan debu. 
6.  Aerosol cair. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa cairan dan fasa pendispersinya berupa gas. Contohnya: kabut, awan, dan hair spray. 
7. Buih. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa pendispersinya berupa cairan. Contohnya: buih sabun, dank rim kocok.
8.  Buih padat. Sistem koloid ini terbentuk dari fasa terdispersi berupa gas dan fasa pendispersinya berupa padatan. Contohnya: karet busa dan batu apung.

    2.2 Pengertian Suspensi
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi terdispersi dalam cairan. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan endapan haris segera terdispersi kembali. Suspensi umumnya mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitasnya, sebagai stabilisator dapat dipergunakan bahan-bahan disebut sebagai emulgator (joenoes, 1990).
Suspensi juga dapat didefenisikan sebagai preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi sevara halus (dikenal sebagai suspensoid) disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat minimum. Beberapa suspensi resmi diperdagangkan tersedia dalam bentuk siap pakai, telah disebarkan dalam cairan pembawa dengan atau tanpa penstabil dan bahan tambahan farmasetik lainnya (Ansel, 1989).



BAB III
METODE PELAKSANAAN
    3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a.          Beaker glass
b.         Spatula kaca
c.          Spatula besi
d.         Senter
e.          Gunting
f.          Alat tulis
g.         stopwatch

3.1.2  bahan
a.          Susu Kental Manis
b.         Tepung
c.          Minyak
d.         Santan
e.          Pupuk Kompos
f.          Kopi
g.         Air

3.2 Prosedur Kerja
         1.      Menyiapkan alat dan bahan.
         2.      Mencampurkan air dengan bahan yang akan diamati.
         3.      Mengaduk campuran tersebut menggunakan spatula besi sampai benar-benar rata.
         4.      Menganalisis waktu pemisahan menggunakan stopwacht sampai campuran tersebut stabil.
         5.      Mengamati efek tyndall pada tiap campuran larutan menggunakan senter.
         6.      Mengamati sifat dan fase pada tiap campuran.



      3.3   Diagram Alir
1.Campuran suspensi
        
2. Campuran koloid




BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil 


No.
Bahan
Waktu Pisah
Kejernihan
Homogenitas
Jumlah Fase
Bias Cahaya
Kestabilan
1.
Detergen
1 menit
Agak Keruh
Heterogen
2 Fase
Tembus
Tidak stabil
2.
Kopi susu
2 menit
keruh
Homogen
1 Fase
Tidak tembus
Stabil
3.
Minyak
2,45 menit
jernih
Heterogen
2 Fase
Tembus
Tidak stabil
4.
Pupuk organik
10 menit
Keruh
Heterogen
2 Fase
Bias
Tidak stabil
5.
Santan
10+menit
Keruh
Heterogen
2 Fase
Tidak tembus
Tidak stabil
6.
SKM
10 menit
Keruh
Homogen
1 Fase
Tidak tembus
Stabil
7.
Tepung
10+ menit
Jernih
Heterogen
2 Fase
Tembus
Tidak stabil

 4.2 Pembahasan
1.  Detergen
   Campuran detergen merupakan larutan koloid karena ukuran partikelnya lebih kecil dari suspensi10-7s/d 10-5cm atau1 s/d 100 nm disperse berupa padatan, partikelnya hanya dapat disaring dengan penyaring ultra. Larutan detergen merupakan jenis koloid buih dengan fase terdispersi berupa gas dan fase pendispersi cair. Campuran antara air dan detergen ini memiliki sifat homogen dengan memiliki dua fase antara busa dan cairan detergen, sehingga bersifat tidak stabil, campuran zat agak keruh dan sifat efek tyndall dari partikelnya tembus cahaya dibagian cairan dan bersifat tidak tembus cahaya dibagian buihnya dan untuk memisahkan antara zat terdispersi dengan pendispersi dibutuhkan waktu selama 1 menit.
Gambar 1.larutan dan detergen

2.      Kopi Susu

           Pada c
ampuran kopi susu  terdapat krim kopi yang yang merupakan larutan koloid jenis buih cair. Zat terdispersi berupa gas dan  zat pendispersi adalah cairan. Campuran kopi susu memiliki sifat homogen yang memiliki satu fase dan bersifat stabil, larutannya keruh dan efek tyndall tidak tembus cahaya. Analisa waktu pemisah selama 2 menit.
Gambar 2. Kopi susu

3.      Minyak
Campuran minyak merupakan termasuk dalam suspensi, memiliki dua fase antara zat terdispersi berupa minyak dan zat pendispersi berupa air terpisah keduanya tidak dapat menyatu. Larutan ini merupakan heterogen dan tidak stabil, efek tyndall dari partikel larutan dapat tembus cahaya pada air dan bias pada bagian minyak. Analisis waktu pisah antar zat terdispersi dan zat pendispersi selama 2.45 menit.
Gambar 3. Larutan Minyak dan air
4.      Pupuk Organik
Campuran pupuk organik memiliki partikel larutan sangat jelas karena berupa materi padatan yang dapat disaring dengan kertas bahkan dapat disaring dengan alat penyaring biasa. Campuran ini merupakan larutan heterogen sehingga tidak stabil, memiliki dua fase antara materi pupuk organik dengan larutan pupuk organik. Efek tyndall dari partikel larutan bias cahaya pada larutan dan tidak tembus cahaya pada gumpalan pupuk. waktu pemisah antara zat terdispersi dan pendispersinya selama 10 menit.
Gambar 4. Larutan pupuk organik
5.      Santan
Campuran  santan  merupakan  larutan  suspensi  karena dispersi berupa padatan dengan  ukuran  partikel  lebih besar dari koloid yaitu, >10-5cm atau >100nm dan dapat disaring dengan kertas. Campuran  ini memiliki sifat heterogen dan memiliki dua fase antara santan yang tercampur dengan air dan santan yang mengendap di bawah sehingga bersifat tidak stabil, campuran zat keruh dan sifat dari efek tyndall partikelnya tidak tembus cahaya. Analisa pemisahan waktu anatara zat terdispersi dan pendispersi lebih dari 10 menit.
Gambar 5. Santan
6.      SKM
Campuran susu kental manis merupakan larutan koloid, partikelnya lebih kecil dari suspensi dan hanya dapat disaring dengan penyaring ultra. Larutan SKM merupakan jenis koloid Emulsi dengan fase zat terdispersi berupa cair dan fase zat pendispersi cair. Susu kental manis memiliki sifat homogeny dan memiliki satu fase sehingga bersifat stabil, larutanya agak keruh partikelnya memiliki efek tyndall tidak tembus cahaya. Analisa waktu pemisah zat terdispersi dan pendispersinya membutuhkan waktu 10 menit.
Gambar 6. Larutan SKM
7.      Tepung
Campuran tepung dengan air ini merupakan larutan  suspensi yang heterogen, memiliki dua fase antara larutan tepung dan endapan tepung di bawah permukaan. Bersifat tidak stabil dan kejernihan larutan keruh, partikel larutan memiliki efek tyndall bias tidak tembus cahaya pada larutan dan tidak tembus cahaya pada endapan. Waktu pemisahan lebih dari 10 menit antara zat terdispersi dan zat pendipersi.
Gambar 7. Larutan Tepung



BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
  ·  Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaanya antara larutan dan suspens1. Santan,Tepung, Minyak, Pupuk organik termasuk ke dalam golongan koloid
  · suspensi adalah campuran beberapa macam zat yang bersifat heterogen. Kopi susu, SKM dan termasuk ke dalam golongan suspensi
  · Perbedaan antara koloid dan suspensi adalah : Suspensi merupakan campuran beberapa macam zat yang memiliki karakteristik berbeda ataupun heterogen, sedangkan koloid merupakan campuran dari beberapa macam zat ataupun benda yang memiliki sifat ganda yaitu dapat bersifat homogen, akan tetapi juga dapat bersifat heterogen. Perbedaan lainnya adalah larutan yang  koloid biasanya akan stabil sedangankan suspensi tidak stabil
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum diharapkan Para Praktikan menguasai materi terlebih dahulu, membaca panduan praktikum dan melakukan praktikum dengan teliti dan benar agar data dan hasil yang didapatkan maksimal. Selain itu diharapkan para praktikan memperhatikan intruksi yang diberikan oleh Dosen pembimbing agar memperlancar kegiatan praktikum.


                                                                         Daftar Pustaka

artikelsiana. 2015. Sifat-Sifat Koloid dan Contoh Penerapannya[internet]. Diakses tanggal: 20 januari 2018. Tersedia pada:http://www.artikelsiana.com/2015/03/koloid-sifat-sifat-koloid-contoh-pengertian.html#

https://www.scribd.com/doc/215191209/Laporan-Kimia-Dasar-II-Pembuatan-Dan-Sifat-Koloid-Dimas



Lampiran-lampiran


                                                              lampiran 1. Praktikan


                                                      Lampiran 2. bahan-bahan yang digunakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT dan BAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LARUTAN